Suarakan Penderitaan! Melalui Karya Iwan Fals Lewat Lagunya yang Berjudul “KANJURUHAN”

kanjuruhan
"QR Art Tragedi Kanjuruhan Karya Mr D One Finger" source: Times Indonesia

Musicology – Tepat dua tahun yang lalu, 1 Oktober 2022 tragedi mengenaskan sekaligus menjadi sejarah kelam dalam dunia sepakbola terjadi. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang meletus usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya. Kekalahan di kandang sendiri dengan hasil 2-3 tersebut membuat beberapa provokator masuk kedalam lapangan hijau dan melakukan aksi rusuh di dalamnya.

Dalam insiden fatal tersebut, situasi semakin tak terkendali ketika aparat kepolisian menembakan gas air mata ke arah tribun penonton. Akses keluar stadion yang tak mampu menampung ribuan orang dalam waktu bersamaan, membuat penonton terjebak di ambang pintu keluar arena. 

Akibat insiden tersebut, setidaknya 135 orang meninggal dunia dalam tragedi mengenaskan itu. Ucapan belasungkawa dari seluruh belahan Indonesia bahkan dunia menjadikan insiden yang tidak akan pernah terlupakan. Demo hingga aksi dukungan melalui berbagai sosial media terus tersuarakan, untuk menuntut keadilan bagi para korban yang telah gugur dalam insiden tersebut.

Tidak hanya di Indonesia, berita tentang Kanjuruhan telah terdengar hingga ke mancanegara dan menjadi perhatian dunia. Melansir dari CNN Indonesia Presiden FIFA sempat berkunjung ke Indonesia tidak lama setelah tragedi tersebut terjadi. Ia berharap FIFA melakukan transformasi sepakbola di Indonesia dan kejadian tersebut tidak terulang dalam dunia sepakbola di seluruh dunia. 

Karya Iwan Fals

Dengan adanya kejadian tersebut, membuat salah satu musisi ternama Indonesia Iwan Fals menuangkan perasaan belasungkawa dalam sebuah karyanya di sebuah lagu berjudul “Kanjuruhan”. Pria kelahiran 3 September 1961 tersebut terkenal sebagai penyanyi, musisi, sekaligus kritikus yang menjadi salah satu legenda di Indonesia.

Gaya bermusik Iwan Fals terkenal di berbagai genre seperti pop, rock, country, dan folk pop. Lirik lagu khasnya yang banyak menceritakan masa-masa kelam era 1970 hingga 1980 an di bidang politik, menjadikan pria tersebut terkenal dengan kritikan pedasnya dalam sebuah lagu buatannya.

Lagu bertema kemanusiaan dengan judul “Kanjuruhan” tersebut menceritakan tentang tragisnya peristiwa yang terjadi 1 Oktober 2022 lalu. Dalam lagu tersebut Iwan Fals mengungkapkan kesedihan dan keprihatinannya terhadap tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut. Dalam liriknya Iwan menuliskan bahwa tragedi kanjuruhan banyak mengajarkan tentang kebodohan dan kemunafikan. Selain itu, kanjuruhan juga mengajarkan tentang kebersamaan dan kepedulian manusia usai kejadian tersebut. 

Iwan membuat lirik lagu yang terasa begitu dalam di dalam lagu tersebut. Hanya diiringi alunan gitar, hal tersebut terkesan sederhana. Lirik lagu yang berjudul “Kanjuruhan” itu, seketika bisa memunculkan rasa haru, bahkan membuat pendengarnya meneteskan air mata. Terlebih lagi ketika kata-kata “Salam Satu Jiwa” berulang kali terucap dalam lirik lagu Iwan.

Penggalan Lirik

Jargon yang menjadi milik klub Arema FC itu seakan bisa membuat para pendengar lagu tersebut mengingat pada peristiwa memilukan malam itu. Terdapat penggalan sebuah lirik “Pergi pergilah kau dengan senang hati, tinggalah kami entahlah bagaimana nanti, salam satu jiwa untuk sang sepi, semoga semua ini tak terulang lagi.” Hal tersebut menjadikan makna mendalam dalam lagu tersebut. Terdapat perasaan dimana pendengar yang mendengar lagu tersebut harus mengikhlaskan serta mendoakan para suporter yang telah berpulang terlebih dahulu. 

Selain merespon hilangnya ratusan nyawa, lirik tersebut juga menjabarkan beberapa kronologi yang terjadi di tempat kejadian perkara seperti “Malang nian ratusan jiwa melayang, terinjak-injak kaki saudaranya sendiri, Malang nian gas air mata melayang nafas tersedak sesak di ruang terkunci”. Lagu tersebut mengajarkan kita untuk dapat membuka mata serta peduli akan pentingnya ketertiban di lapangan stadion. Dengan adanya kejadian tersebut Iwan juga menyampaikan kritiknya terhadap pihak-pihak yang abai akan isu kemanusiaan yang terjadi di tragedi kanjuruhan.

Iwan berharap peristiwa itu tidak terulang lagi, dan mendoakan agar orang-orang yang meninggal dalam peristiwa itu dapat pergi dengan tenang. Serta menjadikan salah satu peristiwa tersebut terakhir dalam sejarah.

Mari kita doakan bersama semoga korban, mendapatkan keadilan dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan yang sebesar-besarnya. Dan apa yang telah terjadi menjadi pelajaran bagi kita semua, bahkan bagi aparat dan pihak-pihak terkait yang terlibat pada malam kelam tersebut. Salam Satu Jiwa!.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *