Mengenal Sosok Al-Farabi Sebagai Bapak Musik Islam

mengenal
"Al-Farabi sebagai Bapak Musik Indonesia" source: detik.com

Musicology – Dalam sejarah peradaban Islam, terdapat tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang sangat berperan dalam mengembangkan pemikiran musik dalam konteks Islam adalah Al-Farabi. Sebagai seorang filsuf, ilmuwan dan musisi, Al-Farabi berperan besar dalam menggabungkan prinsip-prinsip musik dari Yunani kuno dengan nilai-nilai Islam. Kontribusinya sangat berharga dalam perkembangan musik dalam budaya Islam. Mari kita mengenal lebih lanjut tentang peran hingga karya-karya Al-Farabi membentuk pemikiran musik dalam konteks Islam.

Mengenal Latar Belakang Al-Farabi

Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Farabi lahir sekitar tahun 870 M di wilayah Transoxiana, yang sekarang menjadi bagian dari Kazakhstan. Ia hidup pada masa keemasan Kekhalifahan Abbasiyah, di mana ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat. Di Eropa, ia lebih terkenal dengan nama Alpharabius. 

Al-Farabi tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan warisan budaya Yunani dan Persia, serta tradisi intelektual Islam yang berkembang. Sejak kecil, ia sudah mempelajari banyak bidang keilmuan yang memiliki banyak pengetahuan seperti di bidang matematika, filosofi hingga musik.

Al-Farabi sangat memahami filsafat Aristoteles. Sebagai buktinya, Ibn Sina pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles kurang lebih empat puluh kali tanpa memahami sepenuhnya. Namun, ketika menemukan karya Al-Farabi yang menjelaskan metafisika, Ibn Sina langsung memahami konsepnya. 

Akibat pemahaman yang mendalam terhadap Aristoteles, Al-Farabi mendapat julukan sebagai “Guru Kedua”, setelah Aristoteles yang dianggap telah menyelesaikan tugasnya dalam filsafat.

Kontribusi dalam Musik Islam

Al-Farabi juga berkontribusi penting dalam memahami dan mengembangkan musik dalam konteks Islam. Ia tidak hanya menggabungkan prinsip-prinsip musik Yunani Klasik dengan tradisi musik Arab, tetapi juga menyelaraskan pemahaman musik dengan prinsip-prinsip filsafat dan agama Islam.

Sebagai seorang filsuf, dokter, psikolog dan ahli matematika, Al-Farabi menghasilkan sekitar seratus enam puluh karya. Karyanya antara lain adalah Al Musiqa al Kabir, Kalam Fi al-Musiqa, dan Al-Madinah al-Fadilah.

Mengenal salah satu karya Al-Farabi yang berjudul “Kitab al-Musiqa al-Kabir” (The Great Book of Music), yang mana ia menguraikan teori musik secara rinci. Dalam karyanya ini, Al-Farabi tidak hanya membahas aspek-aspek teknis musik, tetapi juga menyelidiki karya-karya Yunani dan menemukan kekurangan dalam teori-teori Yunani tentang musik. 

Namun, ia juga memasukan fakta bahwa kekurangan yang diungkapkan dalam buku-buku tersebut mungkin juga disebabkan oleh kualitas terjemahan yang kurang baik (Music Performance Practice in the Early ‘Abbasid Era 132-320 Hijriah, Pontifical Institute of Medieval Studies, Toronto, 1989: halaman 14). 

Al-Farabi juga membahas terkait berbagai keindahan suara, termasuk dalam praktik-praktik keagamaan seperti melodi dan irama azan. Gaya melodi azan yang dikenal dengan maqam memiliki variasi yang beragam dan memiliki efek yang berbeda-beda. Menurut penelitian dari Turki, Al-Farabi menjelaskan berbagai versi maqam yang memiliki efek kejiwaan dan bermanfaat untuk kesehatan.

Mengenal Kisah Al-Farabi dalam Bermusik

Selain teori, adapun beberapa buku yang menuliskan beberapa kisah dari Al-Farabi dalam bermusik. Mengutip dari buku Mulut yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi yang Siti Nurlaela tulis. Kala itu, Al-Farabi diundang untuk menyaksikan pertunjukan musik di istana. Setelah mendapatkan izin, Al-Farabi pun mulai bermain musik. 

Musik yang ia bawakan telah membawakan berbagai emosi kepada para penonton. Di saat, musik penuh semangat, kegembiraan menyelimuti para hadirin di ruangan.

Setelah ia mengubah komposisi musik, para hadirin pun menangis seakan sedang merasakan kesedihan yang mendalam. Hal tersebut juga terjadi ketika ia mengubah komposisi musik menjadi terdengar lebih lembut dan memanjakan telinga para pendengar, sehingga membuat mereka tertidur pulas.

Maka dari itu, dinilai bahwa Al-Farabi memiliki kemampuan untuk dapat memainkan alat musik hingga berbagai macam emosi.

Teori Musik Al-Farabi

Salah satu kontribusi utama Al-Farabi dalam teori musik adalah konsep “maqam”. Maqam adalah melodi kompleks yang sering terdapat dalam musik Arab. Al-Farabi mengembangkan teori ini dengan memperkenalkan konsep-konsep baru yang menghubungkan maqam dengan musik Yunani.

Selain itu, Al-Farabi juga membahas pentingnya musik dalam pendidikan dan perkembangan manusia. Baginya, musik bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan alat yang kuat untuk membentuk karakter dan moral seseorang. Dia percaya bahwa musik yang baik dapat membantu seseorang mencapai harmoni dalam jiwa dan pikiran.

Banyak tidak diketahui tentang Al-Farabi, bahwa ia merupakan penemu dari not musik. Al-Farabi menjabarkan penemuan tentang not musik tersebut dalam karyanya Al-Musiqa Al-Kabir (The Great Book of Music). Buku itu pun menjadi rujukan utama para musisi klasik Barat. Ilmu dasar musik juga tercantum dalam karyanya yang fenomenal tersebut.

Mengenal Pengaruh Musik dari Al-Farabi

Pengaruh ilmu yang Al-Farabi dapatkan dalam musik Islam tidak hanya terbatas pada teori-teorinya saja, tapi juga berdampak pada perkembangan musik di dunia Islam dan di luar sana. Karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa dapat menjadi materi yang penting bagi para musisi dan ilmuwan musik di seluruh dunia.

Pengaruh Al-Farabi juga dapat kalian lihat dalam evolusi musik klasik Timur Tengah, terutama dalam penggunaan maqam dan konsep musik sebagai bagian dari spiritual. Bahkan dalam konteks modern, pemikiran Al-Farabi tentang musik masih menjadi sumber inspirasi bagi para musisi.

Jadi, kalian sudah pasti sadar bahwa Al-Farabi bukanlah sekedar filsuf biasa, bukan? Berbagai karya dan teorinya bisa jadi sumber inspirasi dan bermanfaat bagi para musisi di zaman sekarang. Maka dari itu, Al-Farabi disebut sebagai “Bapak Musik Islam” yang telah memberikan warisan berharga bagi perkembangan musik dalam budaya Islam dan dunia secara keseluruhan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *